wula
oke, kali ini saya akan share contoh makalah ISBD, semoga bermanfaat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keragaman
merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di Indonesia. Dalam paham
multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat dihargai untuk
semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan bentuk
akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil
yang datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya, penting sekarang ini
membahas keragaman dan kesetaraan dalam hidup manusia.
Untuk konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk,
sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia, keragaman, dan
kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesthi dikaitkan
dengan kesetaraan. Mengapa? Karena keragaman tanpa kesetaraan akan memunculkan
diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih dibanding yang
lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus atas yang
lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong
munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya
akan memacu kesaling-mengertian. Perkembangan pembangunan yang terjadi dalam
dua dekade terakhir di Indonesia menjadikan pertemuan antar orang dari berbagai
kelompok suku dan budaya sangat mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan
menimbulkan banyak goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi sebuah
konflik yang keras, Indonesia sudah selayaknya mempersiapkan
masyarakatnya mengenai adanya keragaman. Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat
besar harus diletakkan dalam bingkai kebersamaan dan kesetaraan. Namun, sebelum
membahas mengenai bagaimana memahami keragaman dan kesetaraan dan juga
bagaimana mengelola keragaman yang ada dengan segala persoalan dan
tantangannya, pembahasan akan dimulai dengan memusatkan perhatian pada manusia
itu sendiri.
Dalam perkembangan konteks kehidupan bermasyarakat
yang terjadi secara cepat dan dramatis seringkali muncul ketegangan antara
individualitas dan sosialitas. Bagaimana seorang manusia yang senantiasa berusaha
mencari identitas diri harus melakukan akomodasi terhadap masyarakatnya yang
juga terus berubah. Manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari
masyarakat dikitari oleh berbagai hal yang menjadikannya selalu berada dalam
ketegangan antara diri sendiri dan orang lain. Praktis komunikasi, sejarah yang
melingkupinya, keberadaan orang lain, konsep mengenai masalalu, mas kini, dan
mas depan juga merupakan hal-hal yang terus perlu dipertimbangkan ketika
manusia menjalani hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
sebuah masyarakat.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apa makna keragaman dan
kesederajatan?
2. Apa yang memengaruhi keragaman
terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global?
3. Apa saja problematika diskriminasi
dalam masyarakat yang beragam?
4. Apa unsur-unsur keragaman masyarakat
Indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan di Bidang Ilmu Sosial
Budaya Dasar dan menambah pemahaman tentang kemajemukan diharapkan bermanfaat
bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia Keragaman dan
Kesetaraan
·
Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa).
Keragaman manusia sudah menjadi fakta sosial dan fakta sejarah kehidupan.
Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan
rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh
ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka
lebih rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis
Tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik
dari suku-suku lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah
kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah
tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua
bangsa adalah sama dan sederajat.
Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu
kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan
serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai
oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa
bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri
dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak,
suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak
lainnya.
Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu,
keragaman menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,
heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan
jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta
kepercayaan.
Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan dengan:
• Untuk mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain
• Untuk mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan
identitas yang berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali
latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, saling
berkunjung, dll
• Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi,
asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat
eksklusif
• Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain
·
Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari
kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat berarti :
1)
Tingkatan, martabat, pangkat,
2)
Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah lulus
ujian.
Sederajat berarti sama tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan
berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan demikian
konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa
membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam
pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling
mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan
keimananya.
Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau
sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman.
Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi
dan selaras, tanpa harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada
masing-masing individu tersebut.
Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh
manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar,
pada ribuan tahun yang lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi
berkeinginan agar menjadi sepadan dengan para bangsawan, dengan para orang kaya
serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita
mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya dan selalu
datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau
sudah beruntung.
Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras,
gender, dan golongan
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan
anggota masyarakat.
Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban
anatr manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi
adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan
politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan
baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social,
budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
2.2. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
1. Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari
sabang sampai merauke sangatberagam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena
adanya pengelompokan besar manusiayang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah
yang sama seperti rambut, warna kulit, ukurantubuh, mata, ukuran kepala, dan
lain sebagainya.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan
lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu, tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, maka di
Indonesia juga terdapat sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh
massing-masing suku bangsa.
2. Agama dan keyakinan
Sebelum kedatangan agama Hindu yang berasal dari India, orang-orang
Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau kebudayaan sendiri yang biasa disebut
dengan istilah animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di Indonesia dengan
jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan. Setelah agama
Hindu mengalami kemunduran, datang agama lain, yatiu agama islam dan kristen.
Kedua agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang damai.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan
yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam
peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
1)Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum
berfungsi menyuruh dan melarang
2)Berfungsi penyelamat
3)Berfungsi sebagai perdamaian
4)Berfungsi sebagai Social control
5)Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6)Berfungsi transformatif
7)Berfungsi sublimatif
Di indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan sudah ada beberapa
agama yang telah diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal
agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal
kepercayaan, sikap, dan perilakunya. Manusia tidak dipandai sederajat. Ada yang
mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya.
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi
sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus
karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban sosial. Fungsi
ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya
banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan
politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui pancasila sebagai
satu-satunya ideologi.
Belum terarahnya pendidikan politk di kalangan pemuda dan belum dihayatinya
mekanisme demokrasi pancasila maupun lembaga-lembaga kontitusi, tertib hukum,
dan disiplin nasional merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda
secara institusional dan konstitusional.
. 4. Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa
basi “ pada dasarnya ialah segala
tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakapsesuai kaidah atau
norma tertentu. Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan
berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan buruknya sikap
lahir dan tingkah laku manusia.
5. Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk dengan bermacam tingkat,pangkat, dan strata sosial. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya
pengangguran di kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi.
Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapat memicu terjadinya
kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya pelapisan
sosial.
Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua, yaitu :
-
Pelapisan sosial yang terjadi dengan
sendirinya.
-
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja
ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
3.3. Pengaruh
Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara, dan Kehidupan Global
Pengaruh keragaman diantaranya adalah
a) Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok
yang seringkali memilikikebudayaan yang berbeda.
b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi
kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplemeter.
c) Kurang mengembangkan konsesus diantara para
anggota masyarakat tentang nilai-nilaisosial yang bersifat dasar.
d) Secara relatif sering kali terjadi konflik
diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas
paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang lain.
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan
terciptamasalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti
:
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian
atas keragaman antara manusia dengandunia lingkungannya.
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau
kelompok masyarakat tertentu akanmemunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan
dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari
superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa
secara kodrati ras atau sukunya kelompoknya lebihtinggi dari ras/suku/kelompok
lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1) Semangat Religius
2) Semangat Nasionalisme
3) Semangat Fluralisme
4) Dialog antar umat beragama
5) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi
maupun konfigurasi hubungan antaragama, media, masa, dan harmonisasinya.
Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian
majemuk, baik secara etnis, geografis, kultural maupun religius. Manusia secara
kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang
berwujud baik secara fisik maupun mental, seharusnya dijadikan sebuah potensi
untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Tetapi
sering kali yang terjadi adalah, perbedaan tersebut justru memicu ketegangan
hubungan antar anggota masyarakat.
Sifat dasar yang selalu dimiliki oleh
masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh (Van de Berghe).
1. Terjadinya segmentasi (pemisahan
diri) kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang
berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang
terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer
(melengkapi).
3. Kurang mengembangkan konsensus
(kesepakatan) diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang
bersifat dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi
konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
5. Secara relative integrasi sosial
tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu
kelompok terhadap kelompok yang lain.
Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa. Karena dengan
adanya sifat terbuka itulah solusi dari akar permasalahan yang terjadi akibat
kemajemukan dapat dipertumpul.
2.4.
PROBLEMATIKA DALAM KEHIDUPAN
Dalam kehidupan bernegara,
Indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan suku dan
budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak Indonesia berdiri dan sudah menjadi
cirri khas bangsa Indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi
persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di Indonesia nilai
yang ada adalah demokrasi.
Tujuan di terapkannya
demokrasi di Indonesia adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Jika
dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud berarti demokrasi
tidak diterapkan secara mendasar.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapafaktor penyebab antara lain adalah
1) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai
bidang kehidupan, terutama ekonomi.
2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya
dilakukan oleh kelompok yang dominanterhadap kelompok atau golongan yang lebih
lemah.
3) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi
yang mereka dapatkan membuatmereka terus terpuruk dan menjadi korban
diskriminasi.
Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan
hancurnyasebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit
demi sedikit bisamenjadi penyebab utama peruses itu, yaitu
1) Kegagalan kepemimpinan
2) Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3) Krisis politik
4) Krisis sosial
5) Demoralisasi tentara dan polisi
6) Interfensi asing
Manusia Beradab dalam
keragaman
Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah
masyarakatantara lain:
1. Teori
hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering
munculditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak
percayaan danpermusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa
dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.
2. Teori
identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak
laindisebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya
sesuatu ataupenderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan
3. Teori
kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan
ketidakcocokandalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda
4. Teori
transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik
adalahketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial
budaya danekonomi.
Faktor-Faktor
Terjadinya Perubahan Sosial
Faktor-faktor pendorong yang
menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam,yaitu yang berasal dari
luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.
1. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
a. Akulturasi atau
cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkandengan
unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun
unsure-unsurkebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan
sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian
b. Difusi ialah penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain. Sedikitdemi sedikit, hal
ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau penyebaranmanusia
dari satu tempat ke tempat lain.
c. Penetrasi adalah masuknya
unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara paksa,sehingga merusak kebudayaan
bangsa yang di datangi penetrasi tersebut, dinamakan PenetrationViolent,misalnya
ketika bangsa Spanyol dan Portugis datamg ke Amerika Latin sehinggakebudayaan
maya dan inka menjadi musnah. Selain itu masih ada jenis penetrasi lain
yaitumasuknya unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan
dalam kebudayaan setempat
sehingga saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique,seperti
masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia.
d.
InvasiInvasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam
kebudayaan setempatdengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa
lain, penaklukan itu padaumumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa
penjajahan itulah terjadi pemaksaanmasuknya unsur-unsur asing kedalam
kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.
e. Asimilasi
kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang
ataukelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.
f. Hibridisasi
adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuranantara
orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya bersifat individu,
walaupuntidak menutup kemungkinan perubahan akibat perkawinan campuran meluas
hingga kelingkungan masyarakat sekelilingnya, akibat hibridisasi ialah
munculnya kebudayaan baru, yaitusetengah kebudayaan asing dan setengah
kebudayaan setempat.
g. Milenarisasi
merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusahamengangkat
golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita
dalamkedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub kultural yang baru.
2. Perubahan
yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam
a. Sistem
Pendidikan yang Maju- Inovasi adalah pembauran
unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan- Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat walaupun ide
baruyang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang dalam suatu
masyarakat.- Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery
adalah penemuan sesuatu yangsebelumnya telah ada- Invention adalah
pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan melalui usaha
yangsungguh-sungguh walaupun melalui trial and error.- Enkulturasi atau
pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan menyesuaikanalam fikiran
serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi norma susila, adat, hukum danagama)
yang hidup dalam masyarakat.
b.
Menghargai hasil karya orang lain
c.
Adanya keterbukaan di dalam masyarakat
d.
Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
e.
Penduduk yang heterogen
.
a. Kesederajatan versus Diskriminasi
Keserajatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi
lebih menunjukkan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Diskriminasi dihubungkan dengan prasangka dan seolah-olah menyatu.
b. Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik
Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan,
kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal
terbentuknya pelapisan sosial yang dapat menimbulkan diskriminasi sosial.
Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat
sebagai orang yang menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit
memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai, dianggap
oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati lapisan bawah.
c. Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai
Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial.
Diskriminasi karena faktor tekanan atau intimidasi, biasnya terjadi karena
pihak yang ditekan oleh pihak yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang
tertekan, umumnya tidak berdaya sehingga tidak dapat melepaskan belenggu
diskriminasi tersebut dari kehidupan mereka.
Sebab-sebab lain yang menyebabkan terjadinya diskriminasi antara lain
· Latar
belakang sejarah
· Dilatarbelakangi
oleh perkembangan sosiokultural dan situasional
· Bersumber
dari faktor kepribadian
· Berlatar belakang
dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan agama
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain
dengan cara :
· Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
· Perluasan
kesempatan belajar
· Sikap
terbuka dan sikap lapang
· Menghilangkan
sikap etnosentrsme
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a.
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaandalam
berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi,
adatkesopanan, serta situasi ekonomi
b.
Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keragaman
yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan
hierarki
c.
Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia yaitu Suku Bangsa dan
Ras, Agama danKeyakinan, Ideologi dan Politik, Tata Krama, Kesenjangan Ekonomi
serta Kesenjangan Sosial
d. Jika
keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan
terciptamasalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa,
seperti: Disharmonisasi,Perilaku diskriminatif serta Eksklusivisme, rasialis.
e.
Diskriminasi adalah sikap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atausekelompk orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status, dan kelassosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh,
usia, orientasi seksual, pandangan ideologidan politik, serta batas negara dan
kebangsaan seseorang.
f.
Problematika diskriminasi yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya
disintegrasibangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus
disintegrasi bangsa dan bubarnyasebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam
faktor utama yang secara gradual bisa menjadipenyebab utama proses itu, yaitu:
Kegagalan kepemimpinan, Krisis ekonomi yang akut danberlangsung lama, Krisis
politik, Krisis social, Demoralisasi tentara dan polisi, serta Intervensiasing.
3. 2.Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan
solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakanungkapan yang menggambarkan
masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud
sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa danberaneka ragam latar
belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang
disebutKebudayaan Nasional.
Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang “bhineka” dapat diwujudkan
melalui“integrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam hubungan ini,
pengukuhan ide “tunggalika” yang dirumuskan dalam wawasan nusantara dengan
menekankan pada aspek persatuandisegala
bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal
Ikaini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam berbangsa
dan bernegara.
0 comments:
Post a Comment